Minggu, 07 April 2013

Bagaimana Rasulullah mengisi waktunya ketika beliau duduk

Bagaimana Rasulullah mengisi waktunya ketika beliau duduk?
dari Ibnu ‘Umar, ia berkata; Dalam satu kali duduk Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam, sebelum beliau berdiri (meninggalkan tempat duduknya), terhitung seratus kali beliau mengucapkan:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ
“RABBIGHFIRLII WA TUB ‘ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWAABUL GHAFUUR”
(Wahai Rabbku, ampunilah dosaku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi taubat dan Maha Pengampun).
(HR. at Tirmidziy; beliau berkata; Hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib; hadits ini dishahiihkan oleh Syaikh al Albaaniy)
Dalam riwayat Ahmad, Ibnu Maajah, Abu Dawud, dan selainnya disebutkan:
“Apabila kami menghitung ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam duduknya:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Rabbighfirli watub ‘alayya innaka anta tawwabur rahim
(Ya Rabbku ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Maha penerima taubat dan maha penyayang)
(maka kami mendapati bahwa) beliau mengucapkannya sebanyak seratus kali.”
(HR. Ahmad, Ibnu Maajah, Abu Dawud, dll; dishahiihkan oleh Syaikh al Albaaniy)
benarlah firman Allah tentang beliau:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia BANYAK BERDZIKIR kepada Allah.
(Al-Ahzaab: 21)
Maka hendaknya, kita tidak membuang waktu kita dengan sia-sia, seperti kita duduk di mobil, atau duduk di ruang tunggu; tidak kita isi, melainkan dengan sesuatu yang bermanfaat, yang lebih baik lagi kita mengisinya dengan beristighfar, karena Rasulullah bersabda:
طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا
“Beruntunglah bagi orang yang mendapatkan didalam catatan amalnya istighfar yang banyak.”
(Shahiih, HR. Ibnu Maajah; dishahiihkan syaikh al albaaniy dalam shahiih ibnu maajah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar