KENAPA MANUSIA DISEBUT BANI ADAM
Setelah pada posting yang lalu kita menggali tentang Benarkah Adam Diciptakan dari Tanah ? pada posting kali ini, kita akan mencoba membahas tentang konsep manusia sebagai Bani Adam.
Jika kita perhatikan pertanyaan di
atas, maka jawaban yang paling dekat dari pertanyaan tersebut adalah
karena manusia itu pada hakikatnya adalah turunan dari manusia pertama
yang bernama Adam, karena itulah disebut Bani Adam (Keturunan
Adam). Jawaban ini tentu tidak salah, tetapi ada rahasia yang sangat
agung kenapa Allah menyebut manusia sebagai Bani Adam. Allah swt.
berfirman dalam al Quran surat al Isra ayat 70 :
وَلَقَدْ
كَرَّمْنَا بَنِي آَدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ
مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا (70)
70.
Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka
di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan
makhluk yang Telah kami ciptakan. (QS. Al Isra [17]:70)
Jika kita simak, kenapa Allah tidak menyebutkan nama lain dari manusia seperti, insan, basyar atau an-Naas, tetapi Allah menggunakan istilah Bani Adam ? tentu ada rahasia besar yang terkandung dalam istilah Bani Adam.
Al Quran merupakan kalam yang agung,
karena itu pemilihan katanya pun sangat selektif dan tentu saja sangat
sesuai dengan tuntutan alur kalam. Pada ayat di atas Allah secara tegas
mengatakan bahwa Dia memuliakan anak-anak Adam dengan memberi mereka
akal, bisa berbicara, bisa menulis, bisa membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk, bentuk tubuh yang baik, bisa berdiri tegak serta bisa
mengatur kehidupan, baik sekarang di dunia maupun untuk nanti di
akhirat.
Menurut Ibnu Katsir, Allah memuliakan
manusia dengan bisa berjalan tegak di atas kedua kakinya, bisa
mengambil makanan dengan kedua tangannya, sedangkan makhluk yang lain
tidak bisa melakukan dua hal tersebut secara bersamaan, mereka berjalan
dengan keempat kakinya dan mengambil makanan dengan mulunya. Manusia
juga dimuliakan oleh Allah dengan memberi mereka pendengaran,
penglihatan dan hati, dimana ketiganya merupakan modal yang berharga
untuk memahami segala hal, kemudian mengambil manfaat dari hal tersebut.
Selain itu tiga alat ini merupakan modal dalam membedakan segala
sesuatu, mengetahui manfaatnya, mengetahui keistimewaan serta
kemudaratannya, baik untuk urusan dunia maupun akhirat.
Selain keistimewaan di atas, Allah
juga menaklukan berbagai binatang, sehingga bisa dijadikan tunggangan
oleh manusia, dan manusia bisa melakukan perjalanan di daratan dunia ini
dengan mudah. Kemudian Allah juga menaklukan semua makhluk yang ada di
dunia, baik benda hidup maupun benda mati, sehingga manusia dapat
mengarungi lautan dengan perahu yang dibuatnya, kemudian Allah
memberikan rizki yang halal sekaligus bergizi kepada manusia, baik
berupa makana pokok, buah-buahan, daging, susu dan lain-lain. Selain itu
Allah memberikan rizki dalam bentuk lain, seperti warna-warna yang
cerah dan menarik, hal ini dapat kita lihat pada pemandangan yang indah,
pakaian yang bagus dan lain-lain.
Kemudian Allah menjadikan Bani Adam
bisa mengungguli makhluk-makhluk yang lain dalam berbagai hal, walaupun
makhluk itu ukurannya lebih besar dari manusia, bahkan sebagian ulama
mengatakan bahwa ayat ini merupakan dalil bahwa manusia itu lebih mulia
dari malaikat.
Dari uraian di atas, kita dapat
menangkap bahwa kenapa Allah menggunakan istilah Bani Adam, karena pada
ayat ini Allah akan menjelaskan bagaimana manusia itu lebih unggul
dibanding makhluk manapun, oleh karena itu penggunaan istilah Bani Adam
dapat mempertegas bagaimana unggulnya manusia dibanding dengan makhluk
lain, seperti unggulnya Nabi Adam dibanding malaikat, dimana malaikat
pernah diperintah oleh Allah untuk memberi penghormatan kepada Adam.
Dengan demikian maka konsep manusia sebagai bani Adam adalah bahwa
manusia itu memiliki banyak keunggulan dibanding makhluk yang lain,
sehingga makhluk yang lain tunduk kepada manusia dan dipersiapkan untuk
kemaslahatan manusia sebagai predikat khalifah dimuka bumi ini. Wallahu A'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar