Nabi Ibrahim adalah seorang Nabi, kedudukan beliau jauh diatas alim
ulama yang ada saat ini, bahkan dikalangan para Nabi yang lain Nabi
Ibrahim adalah salah satu dari 5 top of para Nabi. demi tegaknya agama
Allah beliau rela di bakar hidup-hidup, begitu pula hajar rela ditinggal
oleh suaminya yaitu Ibrahim demi tegaknya agama Allah di muka bumi,
yang mana ketika itu dia ditinggalkan bersama dengan Nabi Ismail as yang
masih merah, ditengah padang pasir panas, gunung batu di kota mekkah
yang ketika itu tidak ada tanda-tanda kehidupan yang ada hanyalah
tanda-tanda kematian, bahkan dikatakan oleh para ulama saking mengerikan
kota mekah kala itu bahwasanya jin pun tidak berani tinggal di tempat
tersebut.
Waktu itu Nabi Ibrahim membawa hajar dan Ismail mulai dari palestina
di bawa ke mekah tidak diberi tahu bahwa keduanya akan di tinggal
disana, Ibrahim hanya diperintahkan membawa istri dan anaknya ke lembah
mekah, apa yang terjadi disana Allah ga kasih tau, maka Nabi Ibrahim
hanya menjalankan perintah itu saja, seandainya diberi tau maka Nabi
Ibrahim akan persiapan untuk membawa tenda, bahan makanan yang banyak,
dsb.
Sampai di makah datanglah perintah Allah untuk tinggalkan anak &
istri Nabi ibrahim disana tidak diberi tau berapa lama akan
ditinggalkan. sehingga ketika itu Nabi Ibrahim berikan kepada anak dan
istrinya air beserta kurma sekedarnya saja, langsung naik kendaraannya
bersiap untuk menuju ke palestina, maka Hajar bertanya pada
Ibrahim,”wahai, kenapa kau akan tinggalkan kami disini?”. Nabi Ibrahim
diam saja, diulang pertanyaan tersebut sampai 3x tetap Ibrahim diam
saja, “Allah amaruka bihadza (apakah Allah yang perintahkan ini
kepadamu)?” ahirnya Hajar paham bahwasanya Ibrahim berat meninggalkan
keduanya.
Nabi Ibrahim adalah seorang Nabi, tidak mungkin beliau tidak paham
tanggung jawab seorang laki-laki terhadap istri dan anak. Ibrahim paham
bahwasanya istri & anak mesti di lindungi, dicarikan nafkah, dsb.
dan Nabi Ibrahim pasti lebih paham dari seluruh ulama yang ada saat ini
dan jauh lebih paham dari kita semua. tapi ini perintah Allah, maka
Hajar pun juga paham Ibrahim begitu berat jalankan perintah ini berpisah
dg istri dan anak, anak satu-satunya yang lama ditunggu kelahirannya,
80 thn lebih baru punya anak 1, maka Hajar bertanya sekali lagi, ”Allah
amaruka bihadza (apakah Allah yang perintahkan ini kepadamu)? maka
Ibrahim memandang kelangit dan mengucapkan “Allah” dengan perlahan. maka
Hajar langsung menghibur suaminya, “kalau begitu Ibrahim, Allah tidak
akan sia-siakan kami, engkau berangkatlah, jangan kau pikirkan kami,
Allah akan menjaga kami dan Allah tidak akan menyia-nyiakan kami,
berangkatlah wahai Ibrahim.” hibur Hajar kepada Ibrahim.
Maka setelah itu baru Ibrahim mantap meninggalkan istri dan anaknya,
di satu daerah bernama hudai, maka Ibrahim melihat dan menengok lagi ke
belakang, tapi sudah tidak kelihatan lagi karena terhalang bukit dsb,
disitulah Ibrahim memanjatkan doa dg linangan airmata dan doa itu
dilestarikan Allah dalam Al-Qur’anul karim ,”ya Rabb kami, sesungguhnya
aku telah tempatkan sebagian dari keturunanku di lembah yang tak
mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau yang suci, ya Rabb kami
yang demikian itu agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati
sebagian manusia condong kpd mereka, dan beri rizkilah mereka dari
buah-buahan, semoga mereka bersyukur (Q.S Ibrahim : 37).” kemudian
beliau kembali berangkat meneruskan perjalanan ke palestina.
Sebagai seorang suami & seorang ayah Ibrahim juga ingin tau bgmn
keadaan anak & istrinya, maka setelah 4 thn barulah Ibrahim
diijinkan untuk menengok anak & istrinya. ketika boleh untuk
menengok istri & anaknya pun Allah perintahkan pada beliau agar
jangan terlihat oleh anak & istrinya, hanya diperbolehkan lihat dari
jauh saja bagaimana kondisi istri dan anaknya. ternyata setelah 4 thn
kembali ke mekkah ibrahim melihat ternyata mekah sudah berubah menjadi
kampung kecil, sudah ada rumah, ada penduduk, ada juga telaga, ada
kambing-kambing, ada sumur, tentunya Ibrahim tidak tau apa yang terjadi
kpd Hajar dan Ismail, sibuk da’wah selama 4 thn ga dapat berita istri
& anakhanya. pasrahkan kpd Allah saja, ternyata setelah 4 thn sudah
berubah, Ibrahim liat istrinya sudah punya rumah, kambing, telaga, dan
orang sangat menghormati istri & anaknya, maka setelah Ibrahim tau
istri dan ankanya baik-baik di mekah, ibrahim kembali ke palestina untuk
berda’wah tanpa di ketahui oleh istri dan anaknya
Kemudian setelah 4 thn berlalu lagi Ibrahim diperbolehkan untuk
menengok istri dan anaknya oleh Allah, kali ini boleh mendekat tapi
tidak boleh turun dari kendaraan. maka Hajar begitu bahagia melihat
suaminya setelah berpisah selama 8 thn tiba-tiba datang tanpa
memberitau, begitu rindunya begitu kangennya suami istri berpisah selama
8 thn tak jumpa. begitu jumpa suaminya Hajar memersilakan suaminya
untuk turun dari kendaraannya dan masuk kerumah, dia katakan, “kita
sudah punya rumah sekarang, kita ada telaga zam-zam, ada daging, ada
roti, silahkan masuk ke rumah.” tapi Ibrahim hanya diam saja, kembali
Hajar mempersilakannya berkali-kali tapi tetap Ibrahim hanya diam saja.
maka kembali Hajar bertanya, “apakah ini perintah Allah wahai Ibrahim?”
maka beliau katakan, “Ya, ini perintah Allah. aku diperintahkan
menengokmu tapi ga boleh turun dari kendaraan.” maka karena ini perintah
Allah mereka langsung menerima ga protes lagi. Hajar bertanya lagi,
“wahai Ibrahim, kalau aku membasuh mukamu, membasuh kakimu, membasuh
tanganmu, membersihkan tubuhmu dari debu-debu gunakan air zam-zam ini
dilarang atau tidak?.” maka beliau katakan bahwasanya hal itu tidak
dilarang.
Maka langsung diambilnya air zam-zam oleh Hajar dan bersihkan tubuh
Nabi Ibrahim yang ada diatas kendaraan tersebut, ketika itu Ibrahim
tidak tahan lagi untuk membendung air matanya, maka beliau minta kepada
istrinya untuk membasuhkan air zam-zam dimukanya, dan bersama tumpahnya
air di muka beliau maka jatuh pula lah airmatanya tetapi istrinya tidak
tau, sengaja ibrahim meminta air dibasuhkan kemukanya agar istrinya
tidak tau bahwasanya beliau sebenarnya menangis, takut kalau nanti
terjadi istrinya tau mereka akan lemah sehingga melanggar larangan Allah
turun dari kendaraan tersebut. disembunyikanlah tangisan Ibrahim
tersebut. di kuat-kuatkan. ini perintah Allah apapun yang terjadi tak
boleh dilanggarnya. maka setelah itu ibrahim langsung berangkat lagi
da’wah lagi. setelah 4 thn berikutnya barulah beliau diperbolehkan untuk
berkumpul bersama keluarganya di mekkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar