Senin, 11 Maret 2013

KETUPAT LEBARAN | Filosofi Sunan Kalijaga


Melihat ketupat lengkap dengan sayur santan, rendang, opor ayam...wow rasanya menggugah selera. lebaran di negeri kita ini benar benar unik karena ada budaya mudik dan makan ketupat yang hampir tak ada tradisi ini di seluruh dunia.

Mudik adalah bentuk silaturrahim akbar ke kampung halaman agar kita tak lupa dengan jati diri, asal usul juga mempererat tali persaudaraan. Sedangkan ketupat adalah menu pelengkap sebagai hidangan nasional saat lebaran meskipun ada beberapa daerah yang membuat ketupat setelah tujuh hari puasa syawal atau Lebaran Ketupat, termasuk di daerah saya, Lamongan.

Ketupat atau orang Jawa nyebutnya KUPAT adalah tumbuh dari filosofi Kanjeng Sunan Kalijaga. Beliau memang penggagas syiar Islam lewat seni dan budaya karena masyarakat saat itu sangatlah sulit untuk berpindah dari tradisi nenek moyang yang lebih banyak ke syirik dan animisme. menanamkan iman tauhid perlu berbagai macam metode pendekatan agar bisa diterima oleh mereka.

Inti dari Filosofi Kupat adalah LAKU PAPAT (Empat Tindakan) yakni ;

Lebaran : Lebar atau usai sudah waktu kita berpuasa selama 1 bulan
Luberan : Luber atau lebihkan atau sisihkan harta kita buat berzakat
Leburan : Lebur atau dihapus segala kekhilafan lewat bermaaf maafan
Laburan : Labur atau penuhi jiwa ini dengan jiwa baru, kembali fitrah setelah berpuasa,
berzakat dan meminta maaf kepada sesama. diharapkan jiwa bisa putih bersih seperti
belahan ketupat. lihatlah...daun pembungkusnya yang semula putih kehijauan menjadi
matang coklat setelah digodok dalam jangka waktu yang cukup lama, namun isi ketupat
nampak semakin putih dan bersih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar