Selasa, 19 Februari 2013

Kisah Abu lahab dan Ummu jamil

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Nabi memiliki paman yang salah satunya bernama Abu Lahab. Ia dinamakan “lahab” (bara api, gejolak api) karena wajahnya kemerah-merahan seperti bara api. Ia adalah salah satu orang yang sangat memusuhi Nabi. Tiap hari/hampir tiap hari ia mengikuti Nabi dari belakang, kemudian melemparinya batu, hingga kakinya berdarah. Abu lahab juga meneriakinya pendusta, pembohong, dsb, karena bencinya ia pada Islam. Ini terjadi hampir tiap hari selama bertahun2. Bukan karena Nabi adalah benar2 pembohong, tapi karena bencinya ia pada Islam.
Seluruh masyarakat Makkah, termasuk Abu lahab, justru mengakui Nabi adalah terpercaya/ al amin karena Nabi tidak pernah sekalipun berbohong, walaupun sedikit. Nabi menjadi tempat orang2 menitipkan barang2nya, termasuk orang kafir juga menitipkan barang2 di rumah Nabi. Ini karena Nabi adalah orang yang paling bisa mereka percaya. Walaupun hati mereka kadang terlalu keras untuk menerima Islam.
Dan Allah menjawab perbuatan Abu lahab itu dengan turunnya surat Al lahab. Dikatakan bahwa Abu lahab adalah seorang yang benar2 celaka. Walaupun ia punya banyak harta, punya banyak anak dan keluarga yang siap membantunya, semuanya itu dan semua yang Abu lahab usahakan tidak akan dapat menyelamatkannya dari azab Allah.
Abu lahab meninggal karena penyakit. Ia tidak ikut memerangi Nabi saat perang Badar karena sakitnya itu. Sepulangnya kafirin dari perang Badar dengan membawa kekalahan, sakitnya tambah parah. Dan ia akhirnya meninggal dengan keadaan sakit yang mengerikan. Diriwayatkan bahwa orang2 kafir, bahkan teman2 dan keluarganya enggan mengurus jenazahnya karena keadaan sakitnya yang menjijikkan dan timbul bau busuk dari penyakitnya. Inilah akhir hidup seorang musuh Allah.
Ummu Jamil adalah istri Abu lahab. Ummu jamil artinya wanita yang cantik. Tapi julukan ini tidak sesuai dengan perilakunya. Ia setali tiga uang dengan suaminya dalam hal memusuhi Nabi. Ia lebih tepat dinamai wanita yang jelek karena perilakunya yang sangat jelek.
Ia seringkali pada malam hari memanggul kayu yang berduri untuk diletakkan di jalan2 yang biasa dilalui Nabi. Sehingga bila Nabi lewat pada malam hari/subuh, Nabi akan terinjak kayu yang berduri itu sehingga Nabi terluka. Ummu jamil senang kalau Nabi terluka karena menginjak kayu berduri.
Ummu jamil juga suka mengadu domba dan memfitnah supaya orang2 Makkah membenci Nabi. Karena hal ini, ia dijuluki pembawa kayu bakar. Karena ia suka “membakar” emosi, mengadu domba, dan menimbulkan kebencian orang2 Makkah pada Islam.
Saat membawa kayu, ia mengikatnya dan melilitkan sebagian talinya pada lehernya. Inilah kebiasaan yang dilakukannya saat membawa kayu berduri untuk mencelakai Nabi. Perilaku buruk inilah yang akhirnya membawanya menemui ajalnya. Ummu jamil meninggal karena tercekik tali yang digunakannya untuk membawa kayu. Kelak di akhirat, ia akan disiksa juga dengan tali. Dinyatakan oleh Allah bahwa di neraka, leher Ummu jamil diikat dengan tali dari api neraka jahannam.
Hal2 di atas diterangkan oleh Allah dalam surat Al lahab. Salah satu surat pendek dalam Al Quran. Surat ini menunjukkan mukjizat Al Quran, karena dengan tepat memprediksi hal2 yang belum terjadi saat surat ini diturunkan. Telah dinyatakan bahwa Abu lahab dan istrinya termasuk seorang yang celaka. Maka memang sampai akhir hayatnya, mereka tidak pernah beriman kepada Allah dan Rasulullah baik iman secara terang2an maupun sembunyi2, baik zhohir maupin batin, meskipun Rasul selalu mengajak mereka untuk beriman.
Saat surat ini turun, Ummu jamil marah2 karena merasa terhina. Ia mendatangi Abu Bakar dan menanyakan di manakah temannya Abu Bakar (Rasulullah Muhammad saw). Ummu jamil marah2 di depan Abu Bakar sambil membawa batu dan mengancam2 akan melakukan berbagai hal buruk pada Nabi.
Ummu jamil menanyakan di manakah Muhammad, padahal saat itu Nabi sedang duduk tepat di samping Abu Bakar. Ummu jamil tidak dapat melihat Nabi karena penglihatannya ditutup oleh Allah sehingga ia hanya melihat Abu Bakar. Padahal Nabi sedang duduk di samping Abu Bakar. Abu bakar karena herannya dengan pertanyaan itu, maka Abu bakar bertanya apakah Ummu jamil hanya dapat melihat Abu Bakar dan tidak melihat orang lain di sampingnya? Maka Ummu jamil merasa diolok2 oleh Abu bakar seraya menjawab “Apakah engkau bermaksud menghinaku? Aku tidak melihat siapa2 selain kau!” Inilah salah satu mukjizat Nabi. Adalah mudah sekali bagi Allah melakukan hal ini.
Inilah yang seharusnya diambil pelajaran oleh orang mukmin. Bergantung pada Allah dan bukan pada sebab2 duniawi. Orang mukmin berikhtiar sesuai dengan sebab2 duniawi. Tapi hatinya tidak bergantung pada sebab2 duniawi itu. Mereka hanya menjadikannya sebagai ikhtiar, sedangkan hatinya tertaut kepada Allah. Boleh jadi Allah memberikan jalan keluar lewat ikhtiar itu, tapi boleh jadi juga Allah menjadikan jalan keluar melalui hal lain yang sepintas tidak masuk akal.
Mukmin tidak minder karena kurangnya harta benda, kurangnya teknologi, kurangnya alat2. Mukmin berikhtiar dengan harta, dengan alat, teknologi, dsb, tapi sepenuhnya percaya bahwa faktor utama keberhasilan bukanlah itu semua, tapi kedekatan dengan Allah.
Bila mukmin dekat dengan Allah, ia akan dekat dengan pertolongan Allah. Walaupun tidak memiliki sarana apapun, ia akan menang karena Allah tidak dapat dihalangi. Allah mampu menutup pandangan mata siapapun, satelit secanggih apapun.
Bila melupakan Allah, maka kedudukannya setara dengan orang kafir. Maka yang menang adalah siapa yang lebih kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar